MENU LEZAT

Minggu, 04 Juli 2021

PERTAMA UNTUK YANG TERAKHIR

 

Sore itu biodata masuk melalui pesan whatsapp di handphoneku. Entah apa yang kufikirkan aku langsung bismillah klik. Berkali-kali ku baca ulang, wajahku senyum-senyum sendiri. Wah... benarkah dia yang akan menjadi jodohku?.

Malam itu dengan hati-hati ku coba bicarakan perihal ini dengan ayah. Yah, ayah adalah kunci pertamaku. Seperti komitmen awalku, aku akan menyerahkan biodata calon suami ke ayah jika di aku sudah klik. Jika belum sebaiknya tidak usah ku bawa ke ayah. Karena ayah adalah jawaban terakhir untuk seleksi calon pasanganku.

***

Teringat satu tahun lalu sebelum proses ini berjalan, ada biodata proposal masuk dengan niat baik ingin meminangku, aku sudah klik tapi sayang, karena komunikasi yang tidak baik kepada kedua orangtuaku, dan mereka menganggap aku belum siap untuk menikah, maka obrolan tentang pernikahanpun terhenti dan menjadi salah paham. Yah, proses biodata si ikhwan tersebut akhirnya di tolak mentah-mentah sama ayah. Dan akhirnya aku belajar kembali untuk memantaskan diri.

***

Aku : “Ayah, ada biodata dari seorang lelaki yang masuk untuk berniat meminangku”. Ujarku perlahan-lahan menyodorkan print-an biodata ke ayah.

Ayah : “Anak mana? Siapa?”. Tanya ayah kepadaku.

Aku : “Ini yah, dia anak rantauan, lama merantau di Jakarta dan baru kembali pulang ke Lampung satu tahun ini, beliau mantan chef, baru hijrah, 4 bersaudara, masih satu suku dengan kita, sekarang beliau kerja di salah satu brand pakaian muslim”.

Ayah : “Kamu sendiri gimana? kira-kira?”. Tanya ayah kembali meyakinkanku.

Aku : “Aku sudah mengecek semua data dan informasi mendalam tentang beliau, kalau aku insya Allah yes. Semua tinggal tergantung keputusan ayah. Kalau ayah oke, aku lanjut proses ta’arufnya kalau ayah belum oke gak masalah”. Jelasku pada ayah.

Ayah : “Kamu sudah siap?”.

Aku : “Insya Allah.. Bismillah aku siap”.

Ayah : “Yasudah kalau begitu, lanjutkan saja prosesnya, suruh dia silaturahim ke rumah bersama orangtuanya”.

Aku : “Oke siap yah” dengan hati legaa bismillah aku pun melanjutkan proses ta’aruf tersebut.

***

Aku tidak tau apa arti cinta sesungguhnya. Dulu waktu di bangku SMP dan SMA aku hanya mendengar istilah kata “cinta monyet”, yah kata-kata yang sering dilontarkan kepada pemuda pemudi yang beranjak di usia remaja.  

Akan tetapi, semenjak aku menerima biodata proposal nikah dari lelaki itu, aku merasakan banyak kecocokan. Aku merasakan dia adalah jawaban dari doa-doaku. Yah walaupun banyak kekurangan yang orang lain lihat pada dirinya, justru aku melihat banyak kekaguman dan keyakinan pada dirinya. Mulai dari sifat, karakter, dan kreteria yang aku minta kepada Tuhan, rasanya ada pada dirinya. Diakah jodohku? Diakah cinta pertama dan terakhir yang sesungguhnya? Tak putus ku iringi petunjuk ini dengan shalat istikharah dan shalat taubat setiap harinya.

Semenjak proses ta’aruf berlangsung, semenjak itu pula jantungku sering berdetak lebih cepat, terlebih saat aku harus bertemu dengan dirinya. Agh... bahkan saat pertemuan pertama begitu sangat berkesan, kami tanpa janjian sama-sama mengenakan baju warna biru. Dalam hatiku bergumam “Apakah ini pertanda baik? Apakah dia memang jodhku?” dengan rasa takut dan bergemetar akupun lewati proses ta’aruf hari itu.

Bahkan saat pertemuan ke-2 perkenalan keluarga dan ke-3 saat khitbah pun tanpa janjian lagi-lagi kami memakai baju dengan warna yang sama. Aku semakin yakin, dan menganggap ini semua pertanda baik, bahkan alam pun memberikan sinyalnya kepadaku.

Hadiah Pernikahan Kami

02 Februari 2020 adalah hari yang paling bersejarah dalam hidup kami. Dengan disaksikan para tamu undangan dan didoakan ribuan malaikat, kami pun akhirnya sah menjadi sepasang suami istri. Aku berharap kami memang berjodoh hingga di akhirat nanti.

***

Dokumentasi Hari Ke-3 di Atas Kapal di Tengah Selat Sunda

Sepekan bersamanya lebih dekat, jatung itu semakin berdetak lebih cepat, dan rasa yang belum pernah ada pun membuat hati terasa lebih berbunga-bunga. Yah... ternyata, lelaki itu.. yang bulan kelahirannya sama denganku, lelaki yang entah dari mana asalnya, yang belum pernah berjumpa sebelumnya, yang belum pernah kenal atau melihat sosoknya, yang kata banyak orang tidak baik untuk dijadikan suami olehku namun Allah menakdirkan kami bersatu. Lelaki itu yang kini ku panggil dengan sebutan ‘aa’, yang membuat aku jatuh hati dan jatuh cinta berkali-kali karena sikapnya. Yang selalu banyak cara untuk membuat wajahku tersenyum bahagia. Dia adalah lelaki yang mengenalkan aku apa arti cinta sesungguhnya. Yang kini menjadi cinta pertamaku diantara yang utama (kedua orangtuaku).

Baca Juga  : Lengkung Langit Bandar Lampung

***

Siang itu aku bercerita kepada ibuku. Emak.. kenapa yah sekarang aku nafsu maknanya tidak terlalu tinggi. Saat aku gadis, seisi rumah tau bahwa aku adalah orang yang palimg hobi dan paling banyak makannya. Namun setelah menikah, saat aku bertemu dengan si ‘aa’ yang hobi makan banyak aku pun justru tidak seperti sebelumnya untuk nafsu makan yang tigggi. Bahkan semua makananku, masakanku, makanan kesukaanku aku nomor satukan segala-galanya untuk dia sang suami tercinta. Apakah ini yang dinamakan cinta.. dia mengandung pengorbanan di dalamnya??

Dan kini pernikahan kami pun memasuki usia satu tahun lima bulan. Sungguh banyak pengorbanan, cerita, cinta, air mata sedih, air mata bahagia, haru, duka, cemas, menyerah, bangkit, semangat, bersyukur, lika-liku, drama, jatuh bangun, dan ribuan kata yang bisa diukir menjadi kalimat. Begitu banyak pelajaran berharga yang membuat kami untuk terus belajar, bersabar, dan bertumbuh. Aku bersyukur kini telah Allah pertemukan dengan seeorang yang mampu menyayangiku dengan sikap dan caranya.  Yang Allah didik aku untuk menjadi lebih semangat, bangkit, dan pantang menyerah. Yang mendukung setiap langkahku disaat banyak orang meremehkan dan mencela.

Sudah ratusan hari kami menjalin kebersamaan ini, pernah ingin menyerah, lelah, tapi berkali-kali kami pun mencoba untuk bangkit dan tetap menatap masa depan yang cerah. Dia seorang lelaki yang selalu punya banyak cara untuk  diriku tersenyum dan tertawa. Yang selalu mensuport dan membuat diri ini menjadi lebih percaya diri.. terimakasih Tuhan begitu banyak hal yang kami syukuri hingga detik ini, walau kami masih saja menjadi hamba yang pembangkang. Semoga cinta ini abadi hingga syurga nanti. Semoga cinta ini bisa menghantarkan kami ke syurgamu. Semoga cinta ini bisa membuat kami untuk saling mendewasakan diri. Semoga cinta ini menumbuhkan banyak generasi yang mampu menjadi penerus peradaban di muka bumi ini. Aamiin.


Baca Juga : Makin Glowing dengan New Treatment Korean Glass Lift di Ella Skin Care Lampung


6 komentar:

  1. Barokallah buat Desly semoga menjadi keluarga yang Samara dan selalu penuh harmonis sampai ke surga ya, suka banget baca cerita awal ta'arufnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Rabb makasih yah um semoga kembali kepada umi yg mendoakan aamiin

      Hapus
  2. Desly.. semoga pernikahannya selalu langgeng ya, sakinah mawaddah warahmah selalu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbk aamiin ya Rabb semoga sampai jannahNya

      Hapus
  3. MasyaAllah.. Barokallah mbak Desli. Ceritanya membuat Mila terharu.
    Semiga Allah senantiasa memberkahi pernikahan mbak Desli dan suami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin ya Rabb makasih yah Mila semoga Mila segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknya aamiin

      Hapus