"Jadilah Buku yang Bermanfaat meski tak punya Judul dan Janganlah menjadi Buku yang hanya Berisi Judul Tanpa ada sesuatu di baliknya" Menulislah, maka semuanya akan ABADI ^_^
Assalamu'alaykum wr wb sahabat semua..
Kamis, 12 April 2012
Minggu, 08 April 2012
Tolong Hargai Hak Kami Sebagai Peserta Ujian
Waktu itu adalah hari ketiga aku
mengikuti ujian sekolah. Seperti biasa dengan penuh semangat aku ingin
cepat-cepat sampai disekolah. Dengan rasa penasaran dan percaya diri, kali ini
aku pasti bisa lebih baik lagi mengerjakan soal matematika. Karena kemarin dan tadi pagi sudah banyak pembahasan dan
latihan yang ku lakukan.
***
Ketika aku sampai disekolah, Bel
berbunyi teet…teet…teet…
Bertanda kalau siswa harus
memasuki ruangan yang sebelumnya harus berbaris di depan kelas. Ya, itu yang selalu kami lakukan,
seperti biasa pula doa bersama sebelum belajar dilantunkan, ini semua agar para siswa
mendapatkan ketenangan dan kelancaran dalam menjawab soal-soal ulangan.
Salampun kami ucapkan kepada pengawas, lalu setelah itu pengawas membagikan
soal-soal dan lembar jawaban kepada para peserta ujian.
Ketika saat itu salah seorang temanku bercanda dengan
menanyakan soal matematika kali ini. “soalnya mudah-mudah atau gak yahh???” dan
kebetulan sang pengawas sedang membagikan soal di meja tempat aku duduk.
Pengawas tersebut langsung menjawab becandaanya teman ku dengan raut wajah
sipek.... “mudah dong,, kan pagi-pagi sudah pada dapat jawaban lewat sms”??!!. Seketika
aku terkejut didalam hati,
melihat ekspresi sang pengawas yang sangat tidak mengasyikan untuk dilihat.
Lalu aku pun menjawab,,, “ih,, ya gak semua kali buu”. Jawab ku untuk
meyakinkan ke pengawas bahwa tidak semua siswa yang mencontek jawaban atau
mendapat kiriman sms. Karna aku sendiri pun tidak mau melihat jawaban yang
dikirim lewat sms atau mencontek secara langsung. Memang Seperti biasa jawaban
yang terbang lewat sms sudah tidak asing
lagi. Walau begitu kami berharap agar pengawas masih bisa menghargai hak
siswa-siswa yang masih bekerja dengan kemampuannya sendiri. Sungguh kami kecewa
karna dari sekian banyak pengawas hanya beberapa orang saja yang bisa
menghargai kami. Aku sangat merasakan hal itu, suatu ketika aku sedang buntu dan kepusingan dalam
berfikir mencari jawaban matematika,
tiba-tiba sang pengawas mencetuskan omongannya... “cepat ya ngerjaiinnyaa, kan
tinggal dibulet-buletin aja..”. entah mengapa ketika mendengar perintah itu hati
ini rasanya dongkol sekali, aku jadi kepingin cepat-cepat menyelesaikannya,
padahal waktu yang tersisa
masilh banyak sekali. Karna perintah itu aku merasa terburu-buru untuk
mengerjakan, sedangkan soal yang ku kerjakan baru 20 buah, itupun masih ada
soal-soal yang belum kutemukan jawabannya. Waktu terus berjalan dan
sepanjang perjalanan waktu itu sang pengawas ngomel-ngomel, kalau ini lah, itu
lah, dsb... dengan maksud dan tujuan mencap jelek sekolah kami. Aku pun menjadi
tidak konsentrasi lagi. Dari kejadian itu ada kata yang sangat ingat dan
melekat sekali di otakku. Dia berkata begini.. “gimana bangsa ini mau maju,
kalaw ngerjain soal begini aja lama banget”. Mendengar omongan yang seperti itu
salah satu temanku menjawab…”ih songong amat geh ibu ini,,” sungguh kata-kata
itu spontan dikeluarkan dari mulutnya, karna emosi yang sudah memuncak dengan
cara sang pengawas.
Kami semua sangat amat merasa terganggu
sekali.
Langganan:
Postingan (Atom)