Assalamu'alaykum wr wb sahabat semua..

Assalamu'alaykum wr wb sahabat semua..

Rabu, 17 Oktober 2018

Sensor Film Mandiri, Penting Gak Sih?

Sensor Film Mandiri, Penting Gak Sih?

“Des yuk nonoton ke bioskop” ujar teman mainku.
“ogah ah, mending makan aja yuk.. kalau makan-makan saya ikutan”

Jujur saya tuh dulu orang yang paling anti untuk diajak nonton ke bioskop. Dan sempat heran kepada temen-temen yang rajin banget nongkrongnya di bioskop. Sudah harga tiket lumayan menguras dompet, receh untuk jajan pun harus keluar, waktu terbuang gitu aja, shalat biasanya pakai labas jamnya. Gak ada manfaatnya kan? Itu mengapa sejak SMP sampai kuliah saya paling males jika sengaja ke bioskop untuk nonton.

Tau kenapa sebabnya? Itu karena doktrin yang ada di benak saya adalah bioskop suatu tepat yang tidak baik. Tempat mereka berbuat modus (red ; cowok ke ceweknya), tempat yang tidak berfaedah dengan nonton film yang gak banget.

Seiring berjalannya waktu, semakin majunya perkembangan, semakin canggihnya teknologi, semakin updatenya informasi akhirnya doktrin dan frame jelek tentang bioskop sudah mulai luntur. Terbukti saat saya tau ada film-film Islami yang ikut tayang di bioskop. Awalnya pertama kali nonton ke bioskop karena dapat tiket gratis (tetap merasa rugi kalau beli tiket sendiri, hehe..). Waktu itu ada NOBAR film Islami, tiket gratis didapatkan dari lembaga untuk mendongkrak penayanagn di hari pertama film naik layar.

Sejak itu mulailah saya paham tenyata gak hanya film yang kurang baik yang ada di bioskop, film-film baik pun ada. Dan setiap ada film baik yang harus didukung dengan cara menonton dihari pertama, maka saya selalu mengusahakan utuk menonton dan mengajak teman-teman. Entah cari tiket gratisan maupun memang harus membeli demi membela.. ea..

Nah Menurut Kalian Penting Gak Sih Sensor Film Secara Mandiri? Menurut saya penting banget. Dan yang saya lakukan untuk tidak menonton film ke bioskop tanpa tujuan film yang jelas adalah salah satu tindakan saya karena mensensor film yang layak ditonton maupun tidak.
Bukankah apa yang kta lihat, dengar, baca dan tonton itu yang akan berpengaruh besar dalam karakter kita nantinya?
Lalu Apa Sih Sebenernya Sensor Mandiri Itu?
Sensor mandiri adalah perilaku secara sadar dalam memilah dan memilih tontonan. Nah.. pertanyaannya sekarang, Sudahkah kita sadar dalam memilih tontonan?
Sama halnya dalam pertanyaan yang menarik yang telah disampaikan oleh ibu Ni Luh Putu Elly Prapti Erawati (Sekretaris Komisi 1, Bidang Penyensoran dan Dialog) Pada Agenda Talkshow Lembaga Sensor Film Republik Indonesia yang Bekerjasama dengan Tapis Blogger hari Kamis, 11 Oktober 2018 lalu. Pada kesempatan tersebut ibu Ni menanyakan kepada kami para peserta yang telah hadir di Cafe G’umati pagi itu. Pertanyaannya simpel namun jawabnnya cukup mencengangkan. Ibu Ni bertanya kepada kami selaku penikmat film, lebih suka film yang disensor atau tidak disensor? Dan 85% dari yang hadir menjawab lebih senang menonton film yang tidak disensor, wooww banget kan pemuda zaman now ini hehe. Alasannya lebih suka yang orisinil, lebih asyik nonton tanpa ada sensoran, DLL.
Ibu Ni kembali bertanya, Lebih suka menonton film yang mendidik atau tidak? Jawaban kami hampir 100%  suka menonton film yang mendidik.
Yaps, karena filim yang kita tonton sangat berpengaruh pada karakter kita. Karena ada nilai positif dan negatif di dalamnya. Betapa banyak lingkungan kita yang bersikap kasar dan berkata yang tidak-tidak dikarenakan film yang ditontonnya.
Betapa banyak berita menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia butuh tontonan dan film yang berkarakter dan mendidik. Tapi fakta yang ada di lapangan sangatlah berbeda sekali. Justru masyarakat kita lebih menikmati film-film yang tidak berfaedah. Gak percaya?
Data film yang dipaparkan oleh ibu Ni adalah
Tayangan Televisi Terlaris di Indonesia
1. Serial ( 33%) 
2. Hiburan (16%) 
3. Film ( 15%) 
4. Anak-anak (11%) 
5. Berita (10%) 
6. Informasi (9%) 
7. Olahraga (4%) 
8. religi (2%)


Film Laris di Indonesia :
1. Genre horror
2. Berdasarkan novel terkenal
3. Film remake
4. Berdasarkan lagu terkenal
You know kan Film yang bergenre horor itu mendidik atau tidak? Nyatanya film begitu yang sangat dinikmati dan menjadi terlaris nomor satu dalam penayangannya.
Lalu  Mengapa Kita Perlu Sensor Mandiri?
1.    Perkembangan dan perubahan teknologi yang memberikan dampak yang sangat luas
2.    Revolusi digital  (perubahan dari teknologi mekanik & elektronik analaog ke teknologi digital)
3.    Konversi teknologi (darii mekanik ke digital)
4.    Konvergensi media
5.    Perubahan akibat perkembangan teknologi itu sendiri
Lalu bagaimana caranya dan apa yang harus kita lakukan untuk mensensor film secara mandiri?
SENSOR MANDIRI
1. Mulai memilih film yang bermutu (selektif konten)
2. Nonton film sesuai usia
3. Menonton karena Kebutuhan atau keinginan?
4. Tujuan nonton film apa?
5. Hikmah yang diambil apa?
6. Berpikir kritis
7.P enonton aktif bukan penonton pasif tidak hanya penikmat film
8. Pendampingan, Pembatasan jam nonton, dipilihkan film, banyak buat kegiatan luar
9. Pembatasan penggunaan HP pada anak
10. STLS
11. Genre film
12. Cek sumber
13. Cek Sinopsis Film
Minimal dengan 13 point di atas kita bisa menjadi penonton yang baik dengan cara Mensensor Film secara Mandiri.
Lalu apa sih sebenarnya PERAN LEMBAGA SENSOR FILM ITU?
Tugas Lembaga Sensor Film sesuai Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2009 Pasal 57 Ayat 2
A.   Melakukan penyensoran film dan iklan film sebelum diedarkan dan / atau dipertunjukan kepada khalayak umum
B.    PenentuanPenggolongan Usia Penonton film
C.   Melakukan Penelitian dan penilaian judul, tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film dan iklan film yang akan diedarkan dan / atau dipertunjukan kepada khalayak umum.
Klasifikasi Usia Berdasarkan Undang-Undang No 33 Tahun 2009 Pasal 7 yaitu: 
1. Semua Umur (SU) : film dan iklan film dengan kode SU berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks terjemahan, yang tidak merugikan perkembangan kesehatan fisik dan jiwa anak-anak.
2. 13 tahun atau lebih (13+) : film dan iklan film dengan kode ini berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks terjemahan, yang cocok untuk anak-anak beranjak remaja.
3. 17 tahun atau lebih (17+) : film dan iklan film dengan kode ini berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks terjemahan yang cocok untuk usia 17 tahun keatas dimana hal-hal sensiti disajikan secara proporsional dan edukatif.
4. 21 tahun atau lebih: film dan iklan film dengan kode ini berisi judul, tema, gambar, adegan, suara, teks terjemahan, yang cocok untuk usia dewasa  tahun keatas dimana hal-hal sensiti disajikan secara secara tidak berebihan penayangan di televisi setelahpukul 23.00 sampai pukul 03.00 waktu setempat. 
"Oleh karena itu masyarakat atau orang tua untuk selalu giat dalam mendampingi anak dalam mekonsumsi tontonan, disesuaikan dengan umur sehingga tidak akan merusak generasi muda". 
Dan talkshow yang dilaksanakan oleh Lembaga Sensor Film RI yang bekerjasama dengan Tapis Blogger ini merupakan salah satu upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat Indonesia tentang sadar akan tontonan film yang baik dan mendidik.
Dalam hal ini tidak hanya Lembaga Sensor Film saja yang berperan, melainkan seluruh elemen berperan penting dalam mengingatkan sanak-saudara untuk memilah dan memilih film.
Oleh karena itu pembicara kedua Umi Naqiyyah Syam (Founder dan Ketua Tapis Blogger) menyampaikan Budaya Sensor Film Mandiri, Bijak Membentuk Generasi. Umi Naqiyyah Syam merupakan seorang ibu yang aktif dalam kegiatan sosial dan kepenulisan. Beliau bersama teman-temannya mendirikan Komunitas Tapis Blogger bisa Klik Disini yang merupakan wadah para blogger Lampung.
Pada kesempatan tersebut Umi Naqiyyah Syam memberikan Tips Untuk Menonton dan Mensensor Film Bagi Anak dan Keluarga.
1.     Membuat jadwal keluarga
2.    Memberikan fasilitas lain seperti buku, jalan-jalan dan ajak olahraga
3.    Orangtua menjadi contoh yang baik bagi anaknya
4.    Memberikan lingkungan yang kondusif kepada sang anak

Dan terakhir saya mau bilang, saya sangat senang sekali bisa hadir dalam talkshow yang membuka wawasan ini. Tentang dunia perfilmn yang selama ini banyak prasanka-prasangka dengan lembaga yang terkait. Semoga dengan hadirnya kami di talkshow yang sangat berfaedah ini dapat menjadi salah satu langkah nyata untuk sadar diri dalam menonton film, dan sadar akan lingkungan sekitar untuk saling mengingatkan.
Acara yang berlangsung hingga pukul 12.00 itu ditutup dengan pengumuman lomba poto live instagram, dan alhamdulillah saya menjadi salah satu pemenangnya dan kami akhiri dengan makan siang bersama dan foto-foto.

Kegiatan ini disupport by :
@flpbandarlampung
@kopfi_lampung
@thasya_busana
@almitryindo
@keripikaromasejati
@perutbulatcaferesto
@papatomscafe
@famediapublisher
@gummati.cafe

Oke guys, sampai berjumpa diperjalananku selanjutnya yah..
#Jalan-JalanMuslimah
#Jalan-JalanEdukasi
#Jalan-JalanReferensi
#Jalan-JalanRekreasi
#SangPengembara

Tidak ada komentar: