MENU LEZAT

Selasa, 20 Desember 2022

LITERASI DARI POJOK MUSHOLA


PENDAHULUAN


Literasi Dari Pojok Mushola (LDPM) yang mengawali sudut pandang tulisan ini. Dari pojok mushola di salah satu sekolah yang ada di Bandar lampung lahirlah sebuah komunitas literasi yang menciptakan bibit-bibit penggiat literasi hingga hari ini. Sebut saja komunitas itu bernama journey.

Dikutip dari Wikipedia Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.

Literasi dapat dimulai dari hal yang kecil, membaca sebuah berita atau kisah dan menuliskan sebuah kejadian.

Saya adalah seorang yang menjadi besar berkat adanya literasi berbasis komunitas. Seorang siswi SMK dari jurusan Jasa Boga bisa bergabung ke komunitas literasi pelajar se-Lampung adalah satu kebanggaan pada masa itu. Dari sanalah saya yang seorang introvert bisa mengungkapkan pendapat yang saya rasakan.

Tulisan cerpen saya pernah diterbitkan di Koran Radar Lampung pada kolom express, dengan judul “Tolong Hargai Hak Kami Sebagai Peserta Ujian”. Saya menuliskan kisah nyata diri saya saat sedang ujian nasional ketika mendapati perlakuan yang tidak menyenangkan oleh pengawas yang berasal dari sekoah lain. Jika saya tidak bergabung dengan komunitas literasi waktu itu, mungkin saya tidak tau harus menyampaikan uneg-uneg itu kemana. Berkat komunitas yang membimbing saya literasi dari pojok mushola (LDPM) hingga hari ini saya mencintai dunia literasi.

Kenapa saya sebut literasi dari pojok mushola (LDPM) karena disanalah tempat saya menuangkan ide dan menyampaikan kisah yang menjadi sebuah cerita.

Saya sadar betapa petingnya sebuah komunitas literasi bagi saya. Karena dengan adanya sebuah komunitas seseorang akan lebih mampu mengembangkan dirinya menjadi lebih baik. Dari komunitas literasilah saya mengetahui banyak hal dan banyak pengetahuan.


ISI


"Dengan membaca kamu mengenal dunia. Dengan menulis kamu dikenal dunia." Kata-kata bijak itu sudah tidak asing lagi ditelinga kita semua. Mempunyai makna yang begitu dalam, betapa pentingnya literasi.

Namun hari ini, bangsa Indonesia masih rendah nilainya terkait literasi. Steatment ini pula yang disampaikan oleh Bunda Literasi Lampung saat kegiatan literasi di salah satu hotel di Lampung beberapa bulan lalu yang diadakan oleh Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.

Penyebab rendahnya minat baca masyarakat Indonesia dikarenakan kebiasaan membaca belum diterapkan sejak kecil, produksi buku di Indonesia masih dianggap kurang dan harga yang belum terjangkau, sarana pendidikan yang masih minim, dan juga karena maraknya gawai (gadget) pada masyarakat Indonesia.

Kegiatan literasi bisa diwujudkan melalui program di sekolah melalui komunitas sejak dini maupun diluar sekolah. Missal dengan adanya jadwal wajib kunjung perpustakaan, pembuatan majalah dinding (mading) di setiap kelas, membaca buku selain pelajaran sebelum proses belajar dimulai, membuat pohon literasi atau bisa juga membuat dinding motivasi di setiap kelas. Program sekreatif apapun jika hanya semangat melakukan saat awal-awal sedangkan selanjutnya enggan maka akan percuma. Jadi apapun contoh program gerakan literasi sekolah maupun komunitas yang hendak dilaksanakan, pasti membutuhkan komitmen atau dukungan dari semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Dewasa ini Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi sedini mungkin harus disadari karena menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya.

Dalam gambaran yang lebih umum bahwa komunitas literasi adalah wadah bagi mereka yang ada didalamnya memiliki kepekaan sosial yang cukup tinggi serta rasa ingin berbagi ilmu pengetahuan yang besar untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara dan metode yang mungkin tidak pernah didapatkan dilembaga.

Seiring dengan populernya kata literasi dibanyak kalangan sehingga mulai bermunculan banyak komunitas yang menyatakan dirinya fokus pada literasi walaupun sudah sejak lama banyak komunitas literasi sudah terbentuk, akan tetapi akhir-akhir ini lebih banyak lagi komunitas literasi yang baru bermunculan dengan berbagai nama dan berbagai bentuk, ada yang hanya komunitas tanpa legalitas, ada yang berbentuk organisasi, ada yang berbentuk yayasan dan lain sebagainya.

Dengan banyaknya komunitas literasi bermunculan dengan berbagai bentuk serta ide dan gagasan yang dibawa oleh setiap komunitas sangat variatif sesuai dengan situasi dan kebutuhan lingkungannya masing-masing, tentu dengan maksud dan tujuannya yang berbeda-beda pula. Bagimana cara setiap komunitas mempertahankan eksistensi dan popularitasnya juga cukup beragam, ada yang mandiri dan independen tanpa bantuan dari pihak manapun dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang sudah ditetapkan oleh masing-masing komunitas, ada yang mengedepankan pengajuan baik berupa program ataupun dana dari pihak tertentu, ada yang mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak agar berbagai program dan kegiatan yang sudah direncanakan bisa terlaksana dengan baik.


Berdasarkan tuntunan zaman komunitas literasi pun harus terus berkembang. Agar anggota di komunitas tidak merasa jenuh dan membosankan. Semakin canggihnya teknologi hari ini komunitas literasi bisa semakin terdepan jika seluruh elemen masyrakat baik pemerintah, instansi, keluarga bisa menjadi support sistemnya.

Dari grup facebook, beralih ke grup whatsapp, beralih ke chanel telegram, hingga terbentuklah sebuah aplikasi literasi yang menyediakan wadah untuk penulis dan pembaca menghasilkan cuan.

Nyatanya dunia literasi hari ini pun bisa menjadi sbuah profesi yang mengasyikan dan mneghasilkan cuan. Sebut saja KMO (Komunitas Kelas Menulis Online) yang dulu terkenal dengan pembelajaran via grup wa dan penugasan via blog, kini semain berkembang dengan adanya kerjsama membuat sebuah chanel KBM Apps yang mana Kang Tendi seorang founder mengajak seluruh usernya untuk rajin menulis dan membaca agar bisa menghasilkan cuan. Berbagai event dan reward pun diberikan untuk menyemangati para user agar terus berkontribusi.

Quote dari Imam Ghazali yang berbunyi "Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah" menjadi motivasi untuk penggiat literasi.

Namun Berkembangnya komunitas literasi tidaklah bisa dilakukan sendiri. Contoh saja bebrapa waktu lalu heboh postingan Kang Tendi Founder KMO yang mengatakan KBM Apps ingin membuka/membagi saham KBM Apps untuk umum, alasannya simple, KBM Apps ingin upgrade dan butuh biaya yang cukup besar.

Betapa besarnya peran para founder komunitas yang memberikan wadah untuk para anggotanya lebih peka terhadap literasi. Dan betapa beratnya beban para founder untuk mengembangkan dan membuat komunitas itu tetap axis jika tanpa bantuan dari berbagi pihak.

KESIMPULAN


Jadi, kesimpulannya adalah. Adanya komunitas literasi sangatlah penting. Komunitas yang dibentuk dengan visi dan misi dan tujuan untuk mencerdaskan anak bangsa. Komunitas yang dibangun dari pojok mushola, gang-gang kecil, pelosok desa, pinggir pantai dll adalah mereka yang berharap dengan literasi masih banyak harapan untuk anak bangsa ini. Karena dengan literasi anak bangsa bisa menjadi berprestasi.

So, komunitas literasi sangatlah penting untuk selalu di suport dalam segala bentuk, karena dengan support system dari segala pihak mampu mengembangkan komunitas literasi itu sendiri yang kelak berdampak dengan lahirlah para literature yang peduli dengan bangsa ini.

Hari ini kita lihat berita betapa banyak kerusakan yang terjadi atas butanya literasi. Maka giat untuk mengembangkan literasi di negeri ini tetaplah harus selalu di support.

Literasi juga memiliki banyak manfaat, seperti menambah kosa kata, mengoptimalkan kerja otak, menambah wawasan dan informasi baru, melatih kemampuan berfikir dan menganalisa, meningkatkan fokus dan konsentrasi seseorang, melatih dalam hal menulis serta juga merangkat kata yang bermakna, atau juga mempertajam diri di dalam menangkap makna dari suatu informasi yang sedang dibaca.

Menurut saya agar gerakan literasi komunitas meningkat, kita bisa menumbuhkan kesadaran akan pentingnya membaca, membudayakan membaca di manapun tempat, membiasakan untuk memberi hadiah berupa buku, bisa dengan membentuk komunitas baca, karena dengan adanya komunitas baca kita bisa lebih seru membaca bersama teman-teman dan lebih banyak memiliki referensi terbaru seputar buku. Bisa juga dengan membiasakan menulis buku harian atau karya tulis, karena orang yang terampil menulis biasanya juga pembaca yang baik.

Oleh karena itu, dalam rangka mendukung program gerakan literasi komunitas, kita wajib ikut serta dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi contoh atau teladan dan perlunya support system dari segala pihak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar